SELAMAT DATANG DI DESA BATUKALI BATUKALI BERNYALI BATUKALI BERSIH BATUKALI NYAMAN BATUKALI AMAN BATUKALI TERKENDALI

Artikel

Setangkai Melati, Menyelamatkan Ibu Hamil Risiko Tinggi

16 Juni 2020 09:44:07  PEMDES BATUKALI  86 Kali Dibaca 

Setangkai Melati, Menyelamatkan Ibu Hamil Risiko Tinggi

Dengan Setangkai Melati, bidan desa di pelosok Jepara berikhtiar mencegahnya. Sebanyak 25 ibu hamil berkumpul di Balai Desa, warga Desa Batukali, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (18/3) pagi. Para ibu hamil itu bersiap mengikuti senam hamil. Mereka adalah ibu hamil yang mengikuti program kelas ibu hamil. Agek Lia Noviana, bidan desa, pada sesi senam bersama, bersuara lantang meminta ibu-ibu dengan usia kehamilan lebih dari lima bulan mempraktikkan senam hamil. Ibu-ibu itu diminta tidur telentang di lantai. Kaki kiri ditekuk naik, kaki kanan diluruskan, lalu perlahan kaki kiri direbahkan ke samping. ”Ayo, ibu-ibu, gantian kaki kanan yang direbahkan. Ini nanti harus sering dilakukan di rumah. Senam hamil bisa mengurangi ketegangan otot-otot sendi supaya nanti persalinan ibu-ibu mudah,” ujar Nur Faidah. Senam itu merupakan bagian dari kelas ibu hamil (KIH). Program ini diinisiasi dokter dan bidan desa setempat untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Mereka berbagi informasi dan menyerap pengetahuan dari para bidan dan dokter. Menurut Mulyani, koordinator bidan di Kecamatan Kalinyamatan, KIH mengajarkan pengetahuan seputar fakta dan mitos tentang ibu hamil hingga pasca-melahirkan. ”Pertemuan pertama membahas seputar kehamilan, mengurai mitos orang hamil, dan cara menyusui bayi. Untuk pertemuan kedua, ibu-ibu perlu mengenal infeksi menular seksual, perawatan kesehatan, senam hamil, dan sajian makanan sehat,” katanya. Di Kecamatan Kalinyamatan terdapat sekitar 80.000 keluarga yang 55 persen di antaranya adalah keluarga menengah ke bawah. Mereka peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), semacam Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk keluarga miskin. Kebanyakan mereka adalah keluarga buruh tani dan petani. Kepala Puskesmas Kalinyamatan, KIH merupakan inovasi yang dikembangkan sejak 2013 oleh dokter dan bidan desa. Mereka sepakat memberi nama gerakan itu Setangkai Melati, akronim dari Selamatkan dan Semangat Turunkan Angka Kematian Anak dan Ibu dengan Melayani Sepenuh Hati. Terus menurun Data di Dinas Kesehatan Jepara, angka kematian bayi mencapai 191 kasus pada 2013. Pada 2014, angkanya turun menjadi 147 kasus. Pada 2015, ada 134 kematian bayi atau 6,35 persen dari 21.116 kelahiran hidup. Adapun angka kematian ibu melahirkan pada 2013 sebanyak 26 kasus, pada 2014 menurun jadi 19 kasus. Pada 2015, kematian ibu turun menjadi 11 orang dari 21.116 kelahiran hidup. Menurut Hamida, tenaga medis rutin menggelar rapat penanganan ibu hamil. Setiap bidan desa melaporkan kondisi ibu hamil di wilayah kerjanya. Mereka memiliki data ibu hamil risiko tinggi. Penanganan intensif berkelanjutan dilakukan hingga pasca-melahirkan atau nifas. Tak ada pembatasan perawatan bagi ibu melahirkan. Angka kematian ibu pada masa nifas justru lebih tinggi. Pada 2015, misalnya, dari 15 kasus kematian ibu, 6 kasus terjadi pada masa nifas. Ibu hamil juga didorong terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kartu BPJS penting karena jika ada ibu hamil terkena hepatitis B, akan butuh biaya besar. ”Biaya sekali injeksi immunoglobulin Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Kalau ditanggung sendiri, tentu berat,” kata Eko. Untuk memudahkan koordinasi dan berbagi informasi, di tingkat kabupaten, seluruh dokter puskesmas, dokter rumah sakit, dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak, dan tenaga medis lain, bergabung membentuk grup Whatsapp (WA) guna tindak lanjut penanganan ibu hamil yang bersifat darurat. Pergerakan ibu hamil risiko tinggi dapat terpantau mulai dari awal hingga saat melahirkan di rumah sakit. ”Ini terkait dokter siapa yang menangani. Mengingat ibu hamil terbanyak dari keluarga miskin, ketersediaan kamar untuk pasien BPJS Kesehatan di ruang kelas III setiap rumah sakit pun bisa dikontrol,” ujar Eko. Lewat KIH, para ibu hamil di Jepara bisa membedakan mitos dan fakta seputar kehamilan, di antaranya pantangan ibu hamil makan ikan laut karena dikhawatirkan bayinya lahir amis. Padahal, ikan justru menjadi sumber protein, vitamin, dan mineral yang penting. ”Ikut kelas ibu hamil membuat saya percaya diri menghadapi kelahiran anak saya keempat ini,” ujar Eva (38).

Unduh Lampiran:
Setangkai Melati, Menyelamatkan Ibu Hamil Risiko Tinggi

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Peta Desa

 Peta Wilayah Desa

 Pemerintah Desa

 Sinergi Program

 Agenda

Belum ada agenda

 Statistik

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : Batukali, Kalinyamatan 59467
Desa : Batukali
Kecamatan : Kalinyamatan
Kabupaten : Jepara
Kodepos : 59467
Telepon :
Email : desabatukali01@gmail.com

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:91
    Kemarin:56
    Total Pengunjung:4.357
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:216.73.217.4
    Browser:Mozilla 5.0